SALAM SERIBU KATA

Praktisi, Pemikir Pendidikan, Peneliti dan Pemerhati Sosial, Mahasiswa, Siswa dan Para Orang Tua, Ini merupakan buah pikiran seorang yang dhoif ingin berbagi pendapat, oleh karena itu kreativitas, catatan berharga dan pemikiran cerdas kita akan diberi manfaat jika disebar luaskan pada khalayak... Semoga kita Sukses...

Minggu, 14 Agustus 2011

HIDUPKAN ENERGI RUHANI Akhlak Remaja Hari Ini dan Prospeknya Di Masa Depan.

Sebelum era globalisasi, pemerintah merupakan satu-satunya sarana dalam proses perpindahan budaya ke sebuah masyarakat lain. Artinya, transfer budaya pada era dahulu biasanya terjadi melalui kolonialisme atau penjajahan. Namun kini, kebudayaan setiap masyarakat cenderung didasari pada ideologi dan cara pandang masyarakat tersebut tentang kehidupan secara keseluruhan. Masyarakat dewasa ini terdiri atas berbagai golongan dengan kecenderungan dan idealisme yang plural. Perkembangan teknologi informasi merupakan faktor utama munculnya fenomena globalisasi
Beragam ideologi dan pemikiran dengan sangat mudah dan cepat tersebar ke seluruh penjuru dunia. Pengaruhnya pun dapat dirasakan dalam kehidupan masyarakat. Batasan geografis sudah tidak lagi berfungsi sebagai tameng infiltrasi budaya asing. Tak diragukan lagi bahwa globalisasi telah merambah ke seluruh elemen dalam kehidupan bermasyarakat temasuk di bidang sosial dan ekonomi. Dewasa ini, pemerintah tidak sepenuhnya bertindak secara tunggal, melainkan banyak faktor yang ikut andil dalam struktur pemerintahan. Di antara unsur yang paling berpengaruh dalam kebijakan pemerintah adalah investasi, teknologi, dan media massa. Sebab itu, tidak akan ada satu negara pun yang dapat secara mutlak terlepas dari dampak globalisasi.
Poin menarik lainnya adalah budaya mana yang akan mendominasi peradaban umat manusia. Banyak pihak yang berpendapat bahwa budaya Barat akan mendominasi dunia mengingat Barat memiliki kekuatan ekonomi dan teknologi yang kuat. Namun pendapat tersebut memiliki kekurangan yang sangat menonjol, bahwa sejak dahulu hingga kini tidak ada satu kebudayaan pun yang dapat menghapus kebudayaan masyarakat lain. Keragaman budaya akan terus terjadi selama terdapat perbedaan ideologi, lokasi, sejarah, dan pengalaman setiap individu. Kebudayaan lebih bergantung pada karakter setiap individu daripada tatanan dan sistem global.
Masalah besar umat hari ini memasuki era globalisasi terjadinya interaksi dan ekspansi kebudayaan secara meluas melalui media massa yang di tandai dengan semakin berkembangnya pengaruh budaya pengagungan materia secara berlebihan (materialistik), pemisahan kehidupan duniawi dari supremasi agama (sekularistik), dan pemujaan kesenangan indera mengejar kenikmatan badani (hedonistik). Gejala ini merupakan penyimpangan jauh dari budaya luhur turun temurun serta merta telah memunculkan berbagai bentuk Kriminalitas, Sadisme, Krisis moral secara meluas.
Dunia pendidikan akhir-akhir ini digoncangkan oleh fenomena kurang menggembirakan terlihat dari banyaknya terjadi tawuran pelajar, pergaulan a-susila dikalangan pelajar dan mahasiswa, kecabulan pornografi tak terbendung, sebahagian cendekiawan berminat tinggi terhadap kehidupan non-science asyik mencari kekuatan gaib belajar sihir, mencari jawaban dari paranormal menguasai kekuatan jin, bertapa ketempat angker menyelami black-magic dan mempercayai mistik. Diperparah oleh limbah budaya barat berbentuk sensate-culture yang selalu bertalian dengan hedonistik dengan orientasi hiburan selera rendah 3-S tourisme sun-see-sex dan gaya hidup konsumeristis, rakus, boros, cinta mode, pergaulan bebas sex ittiba’ syahawat (runtutan hobi nafsu syahawat), individualistik kebebasan salah arah lepas dari kawalan agama dan adat luhur dengan tampilan permissivesness dan anarkis.
Budaya sensate[1] memuja nilai rasa panca indera, menonjolkan keindahan sebatas yang di lihat (tonton), di dengar, dirasa, di sentuh, dicicipi, dengan tumpuan kepada sensual, erotik, seronok, kadang-kadang ganas, mengutamakan kesenangan badani (jasmani). Orientasinya hiburan melulu, terlepas dari kawalan agama, adat luhur, moral akhlak, ilmu dan filsafat, dan tercerabut dari budaya dan nilai-nilai normatif lainnya. Seni dibungkus selimut art for art’s sake, sensual, eksotik, erotik, horor, ganas, yang lazimnya melahirkan klub malam, night club, kasino dan panti pijat. Budaya sensate ini dipertajam dampaknya dalam kehidupan remaja oleh budaya popular kekota (urban popular culture) yang hedonistik (mulai berkembang 1960), dan berkembang lagi US culture imperialisme (uncle Sam Culture) dan the globalization of lifestyle gaya hidup global, world wide sing (Madonna, Michael Jakson, dll) sejak tahun 1990 di saat memasuki era globalisasi.
Prilaku sedemikian banyak melahirkan split personalities, pribadi yang terbelah “too much science too little faith”, lebih banyak ilmu dengan tipisnya kepercayaan keyakinan agama, berkembangnya paham nihilisme budaya senang lenang (culture contenment). Kalangan remaja dijangkiti kebiasaan bolos sekolah, minuman keras, kecanduan ectasy (XTC), budak kokain dan morfin, kesukaan judi dalam urban popular culture, musro, world-wide sing, dan sejenisnya. Para remaja cenderung bergerak menjadi generasi buih terhempas dipantai menjadi dzurriyatan dhi’afan suatu generasi yang bergerak menjadi “X-G” the loses generation dan tidak berani ikut serta didalam perlombaan ombak gelombang samudera globalisasi. Pada hakekatnya semua prilaku a-moral tersebut lahir karena lepas kendali dari nilai-nilai agama dan menyimpang jauh terbawa arus deras keluar dari alur budaya luhur bangsa. Kondisi seperti itu telah memberikan penilaian buruk terhadap dunia pendidikan pada umumnya.
Remaja akan menjadi aktor utama dalam pentas kesejagatan (millenium ketiga), karena itu generasi muda (remaja) harus dibina dengan budaya yang kuat berintikan nilai-nilai dinamik yang relevan dengan realiti kemajuan di era globalisasi. Budaya adalah wahana kebangkitan bangsa. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kekuatan budayanya. Keutuhan budaya bertumpu kepada individu dan himpunan institusi masyarakat yang memiliki kapasitas berkemampuan dalam mempersatukan seluruh potensi yang ada. Perkembangan kedepan banyak ditentukan oleh peranan remaja sebagai generasi penerus dan pewaris dengan kepemilikan ruang interaksi yang jelas menjadi agen sosialisasi guna menggerakkan kelanjutan survival kehidupan kedepan. Kecemasan atas penyimpangan prilaku kemunduran moral dan akhlak, kehilangan kendali para remaja, sepatutnya menjadi kerisauan semua pihak. Ketahanan bangsa akan lenyap dengan lemahnya remaja. Saya tidak senang menggeneralisasi kenakalan remaja terjerumus kedalam lembah dekadensi moral dan kenakalan remaja. Analisa realitas objektif menunjukkan bahwa tidak seluruhnya remaja rusak. Dengan berpikiran positif tidak pula harus ditunggu setelah semua remaja terpuruk kedalam lumpur a-moral barulah upaya perbaikannya dilaksanakan dengan intensif.
Generasi muda Islam mesti tampil dengan citra ibadah yang kokoh, serta teguh (istiqamah) di dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Dalam surat Al-Hajj ayat 41

(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma`ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.[3]
Proses pembinaan umat dengan mengukuhkan kecintaan kepada negeri, memperkaya potensi percaya diri dan menjauhkan isolasi diri, dan memupuk kemandirian sesuai bimbingan agama, amar makruf nahi munkar. Generasi kedepan wajib digiring menjadi taat hukum dimulai dari lembaga keluarga dan rumah tangga dengan memperkokoh peran orang tua, ibu bapak ninik mamak dan unsur masyarakat secara efektif dalam menularkan ilmu pengetahuan yang segar dengan tradisi luhur dan aqidah shahih kepada generasi pelanjut bertumpu kepada cita rasa patah tumbuh hilang berganti. Apabila sains dipisah dari aqidah syariah dan akhlaq akan melahirkan saintis tak bermoral agama, konsekwensinya ilmu banyak dengan sedikit kepedulian.
Remaja masa depan (era globalisasi) yang diminta lahir dengan budaya luhur (tamaddun) yang berpaksikan tauhidik, kreatif dan dinamik, memiliki utilitarian ilmu berasaskan epistemologi Islam yang jelas, tasawwur (world view) yang integratik dan ummatik sifatnya (bermanfaat untuk semua, terbuka dan transparan). “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
Pendidikan moral generasi berpaksikan tauhid, akhlak, penghormatan terhadap orang tua, mengenal kehidupan duniawi yang bertaraf perbedaan, adab percakapan ditengah pergaulan, keteguhan memilih dan mengamalkan nilai-nilai amar makruf nahi munkar, yang akan menjadi kekuatan moral. Kuatnya iman dan teraturnya ibadah generasi muda menjadi awal langkah menuju ketahanan bangsa.
“(Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS.31, Lukman:13-17)

Akhlak yang mulia adalah buah bukti keimanan seseorang nilai iman seseorang akan hampa bila akhlaknya buruk. Artinya besar kecilnya keimanan seseorang terhadap Allah Swt, dapat dilihat dari kehidupan sehari hari dalam berinteraksi dengan sesamanya, hewan maupun Lingkungan hidup. Sifat akhlak yang miskin berasal dari keimanan yang lemah jika seseorang tidak mempunyai iman, ia tidak mempunyai motif untuk berkelakuan baik dan benar (A. Tafsir : 1994 : 43). Dari adanya motif tersebut berarti keimanan seseorang menentukan akhlaknya. Contohnya seperti bahasa Arab sebelum datangnya Islam setiap perbuatan (penyembah) dilaklukan atas nama berhala : Latta, Uzza, Hubal dsb (Fuad, 1990 : 52).
Akhlak yang baik terbagi kepada empat bagian Akhlak yang baik terbagi kepada empat bagian :
(1) Akhlak terhadap Allah Swt. (2) Akh1ak terhadap sesama manusia. (3) Akhlak terhadap diri sendiri. (4) Akhlak terhadap lingkurxgan alam yaitu flora dan fauna. (abdul Majid 1993 101).
Yang dimaksud dengan akhlak baik terhadap Allah Swt adalah meliputi Cinta kepada Allah, melaksanakan perintahnya, mengharapkan keridhoan Allah. takut atas taqwa kepada Allah. tawakal kepada Allah, sabar atas ketentuan atau musibah dari Allah. Syukur atas nikmat Allah, tawadlu kepada Allah. istigfar kepada Allah, Ikhlas karena Allah, khusus dalam mengabdi kepada Allah swt, (Sukanda Sadeli, 1986 : 6) Akhlak terhadap sesama manusia ditunjukan kepada penciptaan kondisi dan lingkungan sosial yang harmoni penuh kedamaian. yaitu saling menghargai, tolong menolong, toleransi tidak saling mengganggu, menghina, (Abdul Malik, 1993 101).
Akhlak terhadap diri sendiri ditunjukan untuk membersihkan 5 jiwa, menjernihkan pikiran, perasaan sehingga memperoleh ketentraman dan ketenangan dalam menghadapi berbagai prob1ema kehidupan serta memelihara eksistensi dirinya sendiri seperti : Sabar, syukur, tawadlu, benar, hilmun, amanah, Syajaah konaah jujur, lapang dada (Abdul Majid, dick. 1993 : 101).
Akhlak baik terhadap lingkungan adalah ditunjukan kepada penciptaan suasana yang baik pemeliharaan 1ingkungan agar tetap membawa kesegaran, kenyamanan hidup, tanpa membuat kerusakan, polusi bahkan apriori sehingga pada akhirnya akan berpengaruh terhadap manusia itu sendiri yang menciptanya.
Membina Akhlak Remaja Islam
Remaja merupakan tonggak kepada Negara. Remaja merupakan penentu kepada masa depan Negara, jika remaja tersebut diasuh dengan duniawi, maka dewasa nanti mereka hanya fakir duniawi sahaja dan jika remaja itu diasuh dengan akhirati maka berpeganglah dia pada jalan agama. Ramai orang berkata bahawa kalau tinggal dunia maka akan mundur, kita mahukan kemodenan. Perlu diingatkan bahawa, islam merupakan cara hidup yang paling sempurna dan tidak ada istilah mundur dalam islam. Orang yang berfikiran tidak waras sahaja hanya mengatakan islam itu mundur. Oleh itu, kita sebagai remaja islam harus mengekalkan keislaman kita sehingga akhir hayat kita tidak kira berada dimana jua kita.
Beberapa perkara yang perlu ada dalam atau amalan yang perlu kepada remaja dalam pembinaan akhlak yang baik dan dikehendaki dalam islam. Antaranya :
1. menghayati akidah yang betul. Akidah yang betul merupakan perkara paling utama dalam islam kerana tanpa akidah yang sahih atau sempurna maka setiap amalan kita tidak akan diterima oleh Allah.
2. menghayati nilai-nilai murni yang dianjurkan dalam agama dengan berpegang kepada al-Qur’an dan sunnah Nabi.
3. menghayati konsep ibadah yang sahih dalam islam.
4. menjauhkan diri dari perbuatan yang dilarang agama. Perkara-perkara yang dilarang oleh agama perlu kita menjauhi seperti pergaulan bebas antara lelaki dan perempuan, pergi ke tempat-tempat maksiat seperti hiburan yang dapat merusak amal ibadah kita.
5. sentiasa mendampingi orang-orang soleh yang boleh memberi bimbingan dan nasihat dan tunjuk ajar.
6. sentiasa menuntut ilmu. Semakin banyak ilmu yang dicari dan dipelajari semakin banyak yang bisa kita peroleh. Ilmu Allah amat luas tidak akan habis untuk dipelajari sehingga akhir hayat kita sekali pun. Jadi dengan kudrat yang kita ada ini, rajin-rajinlah mencari ilmu kerana dengan adanya ilmu kita tidak akan sesat.

1 komentar:

  1. Assalamualikum,mantaps pak semoga pelaku pendidikan memnaca tulisan ini

    BalasHapus

Mengenai Saya

Foto saya
Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
Kota Kelahiranku Bangka Island,tepatnya di Kotaberingin, pekerjaanku pengajar di IAIN Raden Fatah Palembang

Ceria Bersama

Ceria Bersama
Puncak Island

Total Tayangan Halaman

Bersama Kita Bisa

Bersama Kita Bisa
Jarlitnas NTB

Kehidupan Gembira

Kehidupan Gembira
Bersama Tetap Ada

Bagaimana pendapat anda tentang blog ini

Berapa kali anda mengunjungi Blog ini