SALAM SERIBU KATA

Praktisi, Pemikir Pendidikan, Peneliti dan Pemerhati Sosial, Mahasiswa, Siswa dan Para Orang Tua, Ini merupakan buah pikiran seorang yang dhoif ingin berbagi pendapat, oleh karena itu kreativitas, catatan berharga dan pemikiran cerdas kita akan diberi manfaat jika disebar luaskan pada khalayak... Semoga kita Sukses...

Sabtu, 28 November 2009

Qurban

Qurban adalah salah satu ritual yang selalu dilaksanakan oleh umat muslim sedunia setiap tahun, tepatnya pada tanggal 10 Zulhijjah. Qurban juga salah satu ibadah yang merupakan “warisan” dari Nabiyullah Ibrahim A.S. Kita semua tahu, kesalehan dan ketaqwaan Nabi Ibrahim yang sangat besar terhadap Allah yang Mahakuasa, hingga tidak lagi “peduli” dengan apapun yang beliau miliki, kalau itu dikehendaki oleh Yang Mahakuasa, beliau akan memberikannya, sekalipun itu anak sendiri (Ismail) yang didambakan kehadirannya berpuluh tahun.
Dari sisi ini pelajaran apa yang dapat kita petik? Sekalipun jiwa, raga, dan keimanan kita tidak seperti Nabi, tetapi perilaku Nabi patut kita teladani. Kekuatan iman dan kecintaan kepada Allah SWT harus melebih kecintaan kita kepada apapun dan siapapun di dunia ini, karena kita adalah makhluk-Nya, yang segala tindak tanduk kita berada dalam “genggaman”-Nya. Kehidupan kita – rizki yang kita nikmati, hidup dan mati kita – berada pada kekuasaan-Nya. Oleh karena itu, alangkah naifnya, saat Allah SWT mewajibkan dan menganjurkan kita untuk berqurban, kita mengelaknya, padahal Allah telah memberikan banyak sekali rahmat-Nya kepada kita.
Di sisi lain, qurban dapat dimaknai sebagai simbol. Penyembelihan binatang yang dilakukan sesungguhnya merupakan simbol bahwa kita harus menyembelih sifat kebinatangan yang ada dalam diri kita. Kita harus membuang sifat-sifat hewani yang dapat merusak hakikat kemanusiaan kita. Sebab, kalau sifat-sifat hewani itu berada dalam diri manusia, maka kerusakan yang ditimbulkannya akan sangat dahsyat, bahkan dapat menghancurkan kehidupan manusia itu sendiri. Bila manusia tidak mampu menghilangkan atau minimal mengendalikan sifat-sifat hewaninya, bukan hanya makanan dan minuman yang dilarang yang akan dimakan, tetapi juga mungkin saja ia makan ATK, besi, pasir, semen, atau bahkan tanah dan bangunan. Dengan kecerdikan otak yang dikuasai oleh nafsu hewani, maka manusia tidak akan bisa membedakan mana yang hak dan mana yang batil; mana yang menjadi miliknya, dan mana milik orang lain. Sungguh, suatu bencana besar yang akan terjadi.
Bagaimana kita siap melakukan qurban? Harus…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
Kota Kelahiranku Bangka Island,tepatnya di Kotaberingin, pekerjaanku pengajar di IAIN Raden Fatah Palembang

Ceria Bersama

Ceria Bersama
Puncak Island

Total Tayangan Halaman

Bersama Kita Bisa

Bersama Kita Bisa
Jarlitnas NTB

Kehidupan Gembira

Kehidupan Gembira
Bersama Tetap Ada

Bagaimana pendapat anda tentang blog ini

Berapa kali anda mengunjungi Blog ini