SALAM SERIBU KATA

Praktisi, Pemikir Pendidikan, Peneliti dan Pemerhati Sosial, Mahasiswa, Siswa dan Para Orang Tua, Ini merupakan buah pikiran seorang yang dhoif ingin berbagi pendapat, oleh karena itu kreativitas, catatan berharga dan pemikiran cerdas kita akan diberi manfaat jika disebar luaskan pada khalayak... Semoga kita Sukses...

Jumat, 15 Mei 2009

Supaya Diurus Allah

Bila Allah menjadikan lahir kita patuh kepada perintah-Nya, dan bila Allah menjadikan hati kita bulat hanya kepada Allah semata, sesungguhnya itu karunia Allah yang paling besar. Karena nikmat yang paling lezat adalah tersingkapnya hijab (penghalang) di hati untuk yakin kepada Allah, dan lahir kita sempurna berikhtiar.

Tubuh dan akal hendaknya dibimbing ikhtiar dengan sempurna, seperti yang dicontohkan sunnah Rasulullah saw. Hati yakin jika tubuh tidak sempurna berikhtiar, tidak akan terasa nikmat. Sebaliknya jika hati tidak yakin, meski tubuh ikhtiar, juga tidak nikmat. Maka, yang harus diyakini hati pertama kali adalah meyakini benar, bahwa Allah memilih kita hidup untuk patuh kepada-Nya. Selanjutnya, juga meyakini Allah akan mengurus diri ini. Bila hal tersebut dipenuhi, pasti segala keperluan kita akan diurus Allah.

Sebaiknya kita mendekati saja Allah yang dapat mengurus kita. Mau rapat (meeting) misalnya, tidak akan menghasilkan apa-apa bila tidak dibimbing Allah. Urusan apa pun bila tidak sungguh-sungguh meminta pertolongan Allah akan terasa sulit, termasuk rezeki. Ingatlah, hanya Allah yang memiliki dan hanya Allah pula yang tahu di mana letak rezeki tersebut. Bila tidak dibimbing Allah, ikhtiar kita akan acak dan cemas memikirkan di mana rezeki berada. Belum lagi bila tidak bertemu, yang tentu saja bukan karena tidak ada jatahnya. Sekali lagi, bila bersungguh-sungguh, Insya Allah kita akan bertemu dengan apa yang dijatahkan Allah. Alhasil, kita merasa tenang dan nyaman. Karena sudah janji Allah, sebagaimana firman-Nya, ”Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” (QS Muhammad [47]: 7). Ayat ini sangat jelas mengabarkan bahwa pekerjaan apapun bila tidak disertai tawakal, sengsara yang didapat.

Lalu, apakah takdir rezeki bisa diubah? Jawabannya bisa, bila ada hubungannya dengan takdir yang lain. Yang bisa mengubah takdir itu adalah doa. Kekuatannya terletak pada taubat dan syukur. Mungkin saja awalnya kita tidak mempunyai takdir haji karena tidak memiliki uang. Tapi karena rajin berdoa dan shalat, rezeki haji bisa dari mana saja.

Maka, merasa khawatir akan rezeki, boleh jadi termasuk syirik khafi (halus). Atau merasa cemas hingga bergantung kepada orang lain. Hal ini bisa menutup pintu rezeki kita. Lebih baik bila hidup dituntun Allah. Kita harus belajar dari Rasulullah, bagaimana beliau menjadi pribadi yang sempurna tawakalnya dan sempurna pula tubuhnya melakukan ikhtiar. Wallahu a`lam bisshawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
Kota Kelahiranku Bangka Island,tepatnya di Kotaberingin, pekerjaanku pengajar di IAIN Raden Fatah Palembang

Ceria Bersama

Ceria Bersama
Puncak Island

Total Tayangan Halaman

Bersama Kita Bisa

Bersama Kita Bisa
Jarlitnas NTB

Kehidupan Gembira

Kehidupan Gembira
Bersama Tetap Ada

Bagaimana pendapat anda tentang blog ini

Berapa kali anda mengunjungi Blog ini